Belum lama aku mendalami dunia pendakian, aku sangat buta dengan yang nama navigasi darat, teknik survival, dll namun aku membulatkan tekadku untuk melakukan pendakian menerusi hobi dan kegemaran tanteku. Pendakian pertamaku kuputuskan untuk mendaki G. Slamet di Purbalingga pada tanggal 30 Desember 2014 disinilah saya merasakan sebuah kenikmatan yang tidak bisa saya utarakan kenikmatan yang hanya bisa saya rasakan didalam hati saya, pada saat itulah saya sangat mencintai yang namanya mendaki, mendaki bagaikan jiwa dan hati saya keinginan dan semangat untuk selalu mendaki terus timbul bagaikan aliran arus sungai yang sangat deras menerpa pikiran saya, kenangan demi kenangan itu selalu muncul dan dari kenangan itu saya tidak akan pernah berhenti mendaki. Lelah, letih,capek, kram merupakan hal yang selalu timbul dan muncul ketika mendaki namun ada sahabat dan teman yang selalu membuat semua itu menjadi ringan, semangat dan dorongan dari rekan sahabat pendakilah yang tidak akan pernah bisa terlupakan, mereka semualah yang membuat mendaki itu menjadi sebuah kesenangan dan sebuah keindahan, pada saat mendaki ciremai saya bertemu dengan sahabat yang bernama mas eno dan bang ozi serta rekan-rekan dari ciputat, azmi atau bang gondrong, uka, eko si black, dan banyak yang tidak saya sebutkan, disitu saya ingat sekali prinsip yang diberikan mas eno kepada kita "Sekali kita kenal selamanya kita kawan" dan kata-kata mas eno tidak pernah bisa saya lupakan, dan mereka semua adalah sahabat baru saya yang saya dapatkan ketika mendaki gunung ciremai, canda dan tawa ketika mendaki selalu timbul, lalu adalagi pendakian terakhir saya yaitu pendakian ke G. Lawu disnilah saya bisa mengerti bahwa mendak itu bisa sekali merubah seseorang yang tadinya seorang pencandu alkoholik, pencandu dunia malam dan bisa menjadi orang yang tidak suka dengan dunia malam bahkan lebih mencintai dunia mendaki, iya yang saya katakan itu benar itu terjadi pada adik saya rekan saya sahabat mendaki saya yaitu Faisal Akbar dari Klender, dia dulunya adalah seorang yang sangat sering dugem di club club jakarta berbagai macam minuman dan sebagainya mungkin sudah dicoba namun berkat rekannya yang mengajak mendaki akhirnya dia awalnya ketika saya yang mengajak dia mengatakan, "buat apa sih mendaki capek capekin aja mending dugem ajalah ka" dan sekarang dia lepas dari yang namanya dunia malam dan dugem dan lebih sering mendaki gunung. Disinilah terkadang merasa heran dengan yang namanya mendaki begitu besar pengarunhnya terhadap manusia bisa membuat yang tadinya tidak suka menjadi suka dan yang tadinya tidak ingin naik menjadi selalu ingin mendaki,
satu hal yang terpenting ketika mendaki, mendaki melintasi alam, alam nan subur harus selalu dijaga mendaki bukan sebuah kegiatan merusak alam melainkan menjaga dan melestarikan hilangkan vandalisme terhadap alam biarkanlah alam yang indah terbentang luas seperti awal diciptakan kita sebagai penjaga kelestarian alam untuk anak cucu kita agar dapat merasakan keindahan alam Nusantara.
Spesial Thanks untuk rekan-rekan yang selalu menemani saya mendaki, mas eno, bang uzi, bang ozi, nanang, faisal, ncek, uka, eko(black), azmi (gondrong), aris yang udah menjadi rekan saya yang waktu itu nolongin saya pada saat digunung, sekali lagi thank banget buat kalian, dan buat temen2 smua yang ga disebutin namanya sekali lagi thanks banget, gue kangen kalian, gue kangen mendaki bersama kalian, kangen banget.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar