Semarang (ANTARA News) - Kekuatan Elnino selama Januari-Februari 2010 di wilayah Jawa Tengah melemah sehingga berpengaruh terhadap peningkatan curah dan intensitas hujan.
Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Klimatologi Semarang, Evi Lutfiati, di Semarang Selasa mengatakan, saat ini dampak Elnino sudah dilewati.
Akibatnya, katanya, curah hujan di beberapa daerah bisa berkisar antara 200 hingga 800 milimeter setiap bulan.
Ia mengatakan, curah hujan di Kabupaten Banjarnegara antara 400 hingga 800 milimeter, Semarang bagian Pantai Utara 300 hingga 400 milimeter, Jateng bagian selatan 400 hingga 500 milimeter sedangkan di bagian timur 200 hingga 300 milimeter.
"Kota Semarang beberapa hari yang lalu, dalam waktu sehari, bisa mencapai 100 milimeter seperti di Ngaliyan yang curah hujannya 135 milimeter dan kawasan Bandara Ahmad Yani mencapai 100 milimeter. Kalau rintik-rintik, tidak bahaya, yang mengkhawatirkan terjadi banjir jika hujan dengan durasi pendek dan lebat," katanya.
Ia menjelaskan, Elnino terjadi jika muncul penyimpangan suhu muka laut di Pasifik ekuator bagian tengah dan timur.
Akibatnya, katanya, sirkulasi uap air di wilayah Indonesia dan Jawa Tengah, terpusat ke daerah tersebut.
Ia menjelaskan, jika suhu laut lebih dari dua persen, hal itu masuk kategori Elnino moderat sedangkan suhu laut lebih dari dua derajat, masuk kategori kuat.
Elnino, katanya, menyebabkan musim hujan mundur dan bahkan ada daerah yang terlambat memasuki musim hujan hingga lebih dari satu bulan.
"Akhir Juli 2009, Jateng sudah ada Elnino dan intensitasnya menguat menjadi moderat pada Oktober hingga Desember 2009 karena suhu laut berada pada 1,8 derajat. Pada Januari, Elnino melemah sehingga curah hujan terus meningkat," katanya.
Ia mengimbau, masyarakat terus waspada terhadap dampak ancaman cuaca ekstrim seperti hujan lebat, angin kencang, petir dan badai tropis di Samudera Indonesia bagian barat dan Laut Australia.
"Cuaca ekstrim juga dipengaruhi oleh angin barat selama Januari hingga Februari, sehingga harus selalu waspada," katanya.
Ia mengatakan, tinggi gelombang laut diprediksi 1 hingga 5 meter terjadi antara Tanggal 13 hingga 18 Januari 2010.
"Meskipun sudah mereda, tidak menutup kemungkinan bisa kembali menguat karena pengaruh angin barat," katanya.
Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Klimatologi Semarang, Evi Lutfiati, di Semarang Selasa mengatakan, saat ini dampak Elnino sudah dilewati.
Akibatnya, katanya, curah hujan di beberapa daerah bisa berkisar antara 200 hingga 800 milimeter setiap bulan.
Ia mengatakan, curah hujan di Kabupaten Banjarnegara antara 400 hingga 800 milimeter, Semarang bagian Pantai Utara 300 hingga 400 milimeter, Jateng bagian selatan 400 hingga 500 milimeter sedangkan di bagian timur 200 hingga 300 milimeter.
"Kota Semarang beberapa hari yang lalu, dalam waktu sehari, bisa mencapai 100 milimeter seperti di Ngaliyan yang curah hujannya 135 milimeter dan kawasan Bandara Ahmad Yani mencapai 100 milimeter. Kalau rintik-rintik, tidak bahaya, yang mengkhawatirkan terjadi banjir jika hujan dengan durasi pendek dan lebat," katanya.
Ia menjelaskan, Elnino terjadi jika muncul penyimpangan suhu muka laut di Pasifik ekuator bagian tengah dan timur.
Akibatnya, katanya, sirkulasi uap air di wilayah Indonesia dan Jawa Tengah, terpusat ke daerah tersebut.
Ia menjelaskan, jika suhu laut lebih dari dua persen, hal itu masuk kategori Elnino moderat sedangkan suhu laut lebih dari dua derajat, masuk kategori kuat.
Elnino, katanya, menyebabkan musim hujan mundur dan bahkan ada daerah yang terlambat memasuki musim hujan hingga lebih dari satu bulan.
"Akhir Juli 2009, Jateng sudah ada Elnino dan intensitasnya menguat menjadi moderat pada Oktober hingga Desember 2009 karena suhu laut berada pada 1,8 derajat. Pada Januari, Elnino melemah sehingga curah hujan terus meningkat," katanya.
Ia mengimbau, masyarakat terus waspada terhadap dampak ancaman cuaca ekstrim seperti hujan lebat, angin kencang, petir dan badai tropis di Samudera Indonesia bagian barat dan Laut Australia.
"Cuaca ekstrim juga dipengaruhi oleh angin barat selama Januari hingga Februari, sehingga harus selalu waspada," katanya.
Ia mengatakan, tinggi gelombang laut diprediksi 1 hingga 5 meter terjadi antara Tanggal 13 hingga 18 Januari 2010.
"Meskipun sudah mereda, tidak menutup kemungkinan bisa kembali menguat karena pengaruh angin barat," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar