Panti asuhan Budi Luhur adalah panti asuhan tertua dan panti asuhan legendaris di Takengon. Alumni dari Panti Asuhan yang didirikan tahun 1948 ini sekarang sudah tersebar di seluruh Nusantara.
Panti Asuhan ini berada di bawah naungan Departemen Sosial RI. Beberapa tahun yang lalu panti ini dinobatkan sebagai salah satu Panti Asuhan terbaik di Indonesia. Ada banyak prestasi yang ditorehkan oleh anak-anak penghuni panti asuhan ini pada masa itu. Mulai dari prestasi akademis, seni budaya sampai olah raga.
Ketika Otonomi berbasiskan Daerah Tingkat II mulai diberlakukan. Pengelolaan Panti Asuhan ini berpindah ke Pemda TK II Aceh Tengah. Sekitar setahun yang lalu Nazaruddin bersama pasangannya Jauhar terpilih sebagai Bupati dan Wakilnya. Mereka merupakan pasangan peraih suara terbanyak pilihan Rakyat Aceh Tengah.
Sejak terpilih mungkin ada banyak prestasi yang ditorehkan pasangan ini dalam berbagai bidang. Tapi tidak dalam urusan anak Yatim.
Konon karena untuk menyenangkan para kontraktor yang merupakan Team Suksesnya. Nazaruddin dalam kapasitasnya sebagai bupati tega menjual PANTI ASUHAN kebanggaan warga Takengon ini kepada BPD ACEH Cabang Takengon. Tanah untuk panti hanya disisakan di bagian belakang panti yang dulu luasnya sekitar 2 hektar ini.
Menurut Nazaruddin uang penjualan itu digunakan untuk mensejahterakan anak-anak Panti. Sebuah alasan yang aneh karena uang untuk belanja Panti ini disuplai oleh Depsos. Dan yang lebih aneh lagi setelah sebagian besar tanah panti ini dijual. Kesejahteraan anak-anak panti ini jauh merosot dibandingkan 6 tahun yang lalu saat Panti ini masih dibawah pengelolaan pengurus lama yang saat ini sudah pensiun.
Perbedaan mencolok yang sangat jelas terlihat adalah jika dulu anak-anak panti ini makan dan minum di piring dan gelas kaca. sekarang mereka makan di piring dan gelas plastik.
Uang yang diperoleh anak-anak panti untuk berlebaran yang didapatkan anak-anak Panti saat ini juga jauh menurun dibandingkan beberapa tahun yang lalu.
Yang paling ajaib dari cerita ini adalah. Cerita tentang penjualan Tanah Milik Panti asuhan legendaris ini sama sekali tidak diangap sebagai berita layak tayang oleh semua wartawan dari berbagai media yang memiliki koresponden di Aceh Tengah.
Wassalam
Win Wan Nur
Mantan Penghuni Panti Asuhan Budi LuhurPanti Asuhan ini berada di bawah naungan Departemen Sosial RI. Beberapa tahun yang lalu panti ini dinobatkan sebagai salah satu Panti Asuhan terbaik di Indonesia. Ada banyak prestasi yang ditorehkan oleh anak-anak penghuni panti asuhan ini pada masa itu. Mulai dari prestasi akademis, seni budaya sampai olah raga.
Ketika Otonomi berbasiskan Daerah Tingkat II mulai diberlakukan. Pengelolaan Panti Asuhan ini berpindah ke Pemda TK II Aceh Tengah. Sekitar setahun yang lalu Nazaruddin bersama pasangannya Jauhar terpilih sebagai Bupati dan Wakilnya. Mereka merupakan pasangan peraih suara terbanyak pilihan Rakyat Aceh Tengah.
Sejak terpilih mungkin ada banyak prestasi yang ditorehkan pasangan ini dalam berbagai bidang. Tapi tidak dalam urusan anak Yatim.
Konon karena untuk menyenangkan para kontraktor yang merupakan Team Suksesnya. Nazaruddin dalam kapasitasnya sebagai bupati tega menjual PANTI ASUHAN kebanggaan warga Takengon ini kepada BPD ACEH Cabang Takengon. Tanah untuk panti hanya disisakan di bagian belakang panti yang dulu luasnya sekitar 2 hektar ini.
Menurut Nazaruddin uang penjualan itu digunakan untuk mensejahterakan anak-anak Panti. Sebuah alasan yang aneh karena uang untuk belanja Panti ini disuplai oleh Depsos. Dan yang lebih aneh lagi setelah sebagian besar tanah panti ini dijual. Kesejahteraan anak-anak panti ini jauh merosot dibandingkan 6 tahun yang lalu saat Panti ini masih dibawah pengelolaan pengurus lama yang saat ini sudah pensiun.
Perbedaan mencolok yang sangat jelas terlihat adalah jika dulu anak-anak panti ini makan dan minum di piring dan gelas kaca. sekarang mereka makan di piring dan gelas plastik.
Uang yang diperoleh anak-anak panti untuk berlebaran yang didapatkan anak-anak Panti saat ini juga jauh menurun dibandingkan beberapa tahun yang lalu.
Yang paling ajaib dari cerita ini adalah. Cerita tentang penjualan Tanah Milik Panti asuhan legendaris ini sama sekali tidak diangap sebagai berita layak tayang oleh semua wartawan dari berbagai media yang memiliki koresponden di Aceh Tengah.
Wassalam
Win Wan Nur
2 komentar:
Hal-hal seperti itulah yang paling aku benci selama ini, menghalalkan segala cara untuk kepentingan pribadinya sedangkan kepentingan orang banyak tidak pernah dihiraukan sedikitpun.
Tapi menurutku yang lebih aneh kenapa justru wartawan ogah untuk meliputnya, bukannya hal ini adalah hal yang serius karena menyangkut orang banyak?
Coba aja dilaporin ke KPK biar kapok!
Kalau bisa nama dan url yang ada dibagian komentar diaktifkan agar kita bisa lihat nama dan blog yang berkomentar?
Salam kenal dari blogger Jatim...
kalau cerita ini benar , berarti keterlaluan tuh bupati ... apa ndak takut karma?
Posting Komentar